Selasa, 17 November 2015

Laporan Praktikum Dasar-dassar Perlindungan Tanaman "MORFOLOGI HAMA"



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Hama merupakan semua jenis binatang yang dapat merusak dan menggangu pertumbuhan tanaman yang sedang dalam pertumbuhan. Hama dapat menyebarkan kerusakan bahkan sampai memberikan penyakit pada tanaman.
Fitopatologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang penyakit tumbuhan. Pada cabang ilmu ini mempelajari juga faktor kehidupan dan kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan. Para ahli penyakit tumbuhan mempelajari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, fitoplasma, virus dan viroid, nematode, protozoa, dan macam-macam penyakit tingkat tinggi yang parasitic.
Dalam kehidupan kita manusia dan hewan sangatlah bergantung kepada adanya tumbuhan. Jika tumbuhan terserang penyakit yang mematikan atau merusak tanaman, maka akan berpengaruh pada semua bentuk kehidupan didunia.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1.        Mengetahui bagian-bagian morfologi hama.
2.        Mengetahui cara hama merusak tanamannya.
3.        Mengetahui bagian tubuh tanaman yang diserang hama.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hama dan Penyakit Tanaman
Hama merupakan semua jenis binatang yang dapat merusak dan menggangu pertumbuhan tanaman yang sedang dalam pertumbuhan. Hama dapat menyebarkan kerusakan bahkan sampai memberikan penyakit pada tanaman. Sedangkan penyakit adalah kondisi dimana tanaman tidak dapat berkembang secara normal karena dalam selnya mengalami kerusakan sehingga tidak dapat tumbuh secara baik.
Ada beberapa jenis hama yang dapata digolongkan, diantaranya:
·           Mamalia, misalnya musang, tupai, tikus, dan babi hutan.
·           Aves, misalnya burung dan ayam.
·           Serangga, misalnya belalang, wereng, dan kumbang.
·           Molusca, misalnya siput dan bekicot.
Ada beberapa jenis hama yang biasanya menyerang para petani adalah:
1.        Hama tikus, sering menyerang tanaman padi dan palawija.
2.        Belalang, juga sering menyerang tanaman padi.
3.        Burung pipit, dalam jumlah yang besar dapat menyerang tanaman padi dengan memakan biji padi yang menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
4.        Hama wereng, selain sebagai hama tanaman padi, wereng juga menjadi vektor penyebar virus penyebab penyakit tungro.
5.        Babi hutan, menyerang tanaman budidaya terutama umbiumbian.
6.        Kera, menyerang tanaman budidaya buah-buahan dan sayuran.
Dalam pengendalian hama dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida, menggunakan musuh alami dari hama itu sendiri dan dengan menggunakan metode PHT. Untuk menanggulangi serangan hama, dapat dilakukan dengan memberikan pestisida. Terdapat beberapa jenis pestisida buatan, misalnya insektisida (untuk menanggulangi serangan serangga), molisida (menanggulangi serangan Mollusca), dan rodentisida (untuk menanggulangi serangan rodensia atau binatang pengerat).
Selain dengan cara itu untuk menanggulangi hama dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alaminya, misalnya tikus ditanggulangi dengan burung hantu. Dengan menggunakan metode PHT kita harus dapat mengendalikan hama dan tidak hanya menggunakan satu cara tetapi dapat menggabungkan atau mengkobinasikan berbagai cara yang tidak dapat merupsak ekosistem atau stuktur pada tanah tersebut.
Penyakit pada tumbuhan yang biasanya kita ketahui dengan tanda-tanda sebagai berikut:
·           Layu, tanaman yang layu karena sakit berbeda dengan yang kekurangan air. Kamu dapat mengujinya dengan menyiram tanaman dengan air. Jika tanaman tetap layu setelah disiram air, kemungkinan ada bagian akar dan jaringan dalam batang yang rusak oleh bakteri atau virus.
·           Rontok, bila kerontokan terjadi pada daun, ranting, buah, dan bunga secara bersamaan dapat dipastikan bahwa tanaman tersebut menderita sakit. Penyebabnya dapat karena parasit, nonparasit, atau serangan hama.
·           Perubahan warna, misalnya daun menjadi berwarna kuning, redup, atau hijau pucat dalam jumlah banyak mengindikasikan bahwa tanaman itu sakit. Tetapi perubahan warna pada daun juga dapat disebabkan oleh rusaknya klorofil atau karena kekurangan cahaya matahari.
·           Daun berlubang, biasanya diawali oleh bercak berbentuk lingkaran, kemudian kering dan terbentuk lubang.
·           Kerdil, terjadi pada daun, buah, atau bagian lainnya.
·           Daun mengeriting
·           Busuk pada batang, daun, atau buah
·           Semai roboh
Selain disebakan oleh hama, penyakit pada tanaman dapat terjadi karena factor kekurangan unsure hara yang cukup, cuacanya yang ekstrim, dan lain-lain. Kekurangan unsure hara pada tanaman dapat ditangani dengan pemberian pupuk sesuai kebutuhan agar unsure haranya dapat terpenuhi. Selain itu penyakit pada tanaman dapat dikarenakan oleh mikroorganisme pengganggu. Penanganan pada tanaman yang terserang penyaikt oleh mikroorganisme dapat diberi perlakukan pestisida sesuai dengan kebutuhan. Pestisida yang diberikan bisa secara buatan maupun alami.
2.2. Hama dan Penyakit Padi dan Jagung
Salah satu kendala yang sering dihadapi dalam peningkatan produksi padi adalah organisme pengganggu tanaman (OPT). Menurut Subandi et al.1988. OPT dimaksud, salah satunya adalah, Hama Belalang (Locusta migratoria)
Belalang betina mampu menghasilkan telur sekitar 270 butir. Telur berwarnakeputih-putihan dan berbentuk buah pisang, tersusun rapi sekitar 10 cm di bawah permukaan tanah. Menurut BPOPT (2000), telur akan menetas setelah 17 hari.
Belalang kembara pada fase gregaria aktif terbang pada siang hari berkumpul dalam kelompok-kelompok besar. Pada senja hari, kelompok belalang hinggap pada suatu lokasi, biasanya untuk bertelur pada lahan-lahan kosong, berpasir, makan tanaman yang dihinggapi, dan kawin. Pada pagi hari, kelompok belalang terbang untuk berputar-putar atau pindah lokasi. Pertanaman yang dihinggapi pada malam hari biasanya dimakan sampai habis.
Tanaman yang paling disukai belalang kembara adalah kelompok Graminae yaitu padi, jagung, sorgum, tebu, alang-alang, gelagah, dan ber bagai jenis rumput. Selain itu, belalang juga menyukai daun kelapa, bambu, kacang tanah, petsai, sawi, dan kubis daun. Tanaman yang tidak disukai antara lain adalah kacang hijau, kedelai, kacang panjang, ubi kayu, tomat, ubi jalar, dan kapas.
Gejala serangan belalang tidak spesifik, bergantung pada tipe tanaman yang diserang dan tingkat populasi. Daun biasanya bagian pertama yang diserang.
Hampir keseluruhan daun habis termasuk tulang daun, jika serangannya parah. Spesies ini dapat pula memakan batang dan tongkol jagung atau bagain padi jika populasinya sangat tinggi dengan sumber makanan terbatas.
Cara-cara pengendalian yang dapat diterapkan antara lain: Kultur Teknis adalah dengan mengatur pola tanam dan menanam tanaman alternatif yang tidak disukai oleh belalang seperti tanaman kacang tanah dan ubi kayu, melakukan pengolahan tanah pada lahan yang diteluri sehingga telur tertimbun dan yang terlihat diambil.
Gropyokan/Mekanik/Fisi dengan cara ini kelompok tani secara aktif mencari kelompok belalang di lapangan, dengan menggunakan kayu, ranting, sapu dan jaring perangkap. Kimiawi dengan pengendalian yang dapat dilakukan pada Stadium Nimfa kecil karena belum merusak. Pengendalain terhadap imago dilaksanakan pada malam hari, mulai dari belalang hinggap senja hari sampai sebelum terbang waktu pagi hari. Pengendalian sebaiknya secara langsung terhadap individu atau kelompok yang ditemui di lahan.
Secara Biologis dapat dengan menggunakan cendawan, dengan cara penyebaran pada tempat-tempat bertelur belalang kembara atau dengan penyemprotan dengan terlebih dahulu membuat suspensi (larutan cendawan). Pengendalian dengan Ekstrak Tuba (Deris. Sp): Ekstrak Nimba (azadiracht indica) dilakukan penyemproptan pada tanaman untuk meninggalkan “Efek Residu” pestisida pada Tanaman.
Pestisida nabati (Ekstrak Tuba dan Nimba) merupakan salah satu komponen yang memiliki prospek yang baik untuk digunakan dalam pengendalian belalang kembara dan juga OPT lainnya, khususnya tumbuhan tuba yang tersedia dilingkungan petani. Ekstrak bisa dibuat secara sederhana dan langsung di aplikasikan oleh petani sehingga bisa dianggap murah.
2.3. Hama dan penyakit Jambu air
Ulat pemakan daun dari jenis Microlepidoptera dan Rhopalocera. Misalnya ulat pagoda (Pagodiellaa hekmeyen), ulat kepala bagong (Carea angulata), ulat papilio (Papilio memnon) pemangsa daun jeruk; ulat parasa (Parasa lepida) dan ulat Dasychira inclusa menyerang daun jambu air; ulat kupu gajah (Attacus atlas) menyerang mangga dan jeruk; ulat kipat (Cricula trifenestrata) menyerang daun alpukat, jambu biji, dan mangga; ulat keket (Ploneta diducta) menyerang daun rambutan. Ulat-ulat ini umumnya menyerang pada saat kemarau, dan juga ketika tanaman sedang menumbuhkan tunasnya.
Serangannya terjadi pada daun dan tunas muda. Bahkan daun tua, daun muda, tunas daun yang bakal muncul, tunas bunga, dan ranting-ranting muda dapat 'tersikat' habis. Pada pinggiran daun yang terserang sampai bagian tengah berlubang dan rusak. Jika tidak segera ditanggulangi, daun tanaman akan habis sama sekali. Terkadang kondisi pohon hampir 'gundul'. Akhirnya tanaman akan malas berbuah atau mati merana. Biasanya di tanah terdapat kotoran bulat berwarna hijau atau hitam. Kotoran ini bisa dilihat pada pagi hari.
Serangan dari ulat ini bisa dilakukan dengan pemangkasan bagian tanaman yang terserang, mengurangi daun tanaman yang rimbun, dan penyemprotan insektisida yang sesuai.
2.4. Hama dan Penyakit Jambu biji, Mangga, dan Pisang
Kutu putih (paracocus marginatus) atau kutu dompolan.selain menyerang tanaman singkong juga menyerang tanaman pepaya, mangga, bunga mawar , jeruk, alpukat, jambu biji, terong, sirsak, pisang, jambu bol, sawo dure, sawo dan lain-lain. Kutu putih ini selalu bergerobol pada pucuk-pucuk daun,anak daun dan tulang daun karena hama ini dalam merusak tanamanya dengan menghisap cairan yang ada pada tanaman.
Serangan berat serangga ini dapat menyebabkan tanaman mati seperti terbakar, selain pada daun muda pada serangan berat serangga ini juga menyerang daun tua, batang, buah. Dampak dari serangan hama ini juga akan menimbulkan penyakit lain dari golongan cendawan karena kutu putih mengeluarkan cairan sekresi seperti madu sehinngga mengundang cendawan jelaga.
Kutu putih meningkat populasinya pada musim kemarau apabila kelembaban rendah populasinya akan meningkat dengan sangat cepat.
Ciri utama kutu putih dalam tubuhnya di selimuti lapisan tepung lilin yang tebal untuk memproteksi dirinya dari  serangga pemangsa dan pestisida. Karena tepung lilinya yg tebal menyebabkan hama ini sangat sulit di kendalikan tidak semua pestisida mampu mengikis dan menembus tepung lilin ini. Pengendalian kutu putih ini dapat menggunakan insektisida botanik natucide 100 ec karena selain ramah lingkungan juga aman tanpa meninggalkan residu pada buah dan daun bila di konsumsi .



















BAB III
METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman dilakukan Hari Selasa tanggal 14 Oktober 2014 pukul 07:00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Bioteknologi UNTIRTA.
3.2. Alat dan Bahan
Alat:
1.        Pensil
2.        Penghapus
3.        Kertas HVS
Bahan:
1.         Hama jagung
2.         Hawa padi
3.         Hama jambu biji
4.         Hama jambu air
5.         Hama mangga
6.         Hama pisang
3.3. Cara kerja
1.        Siapakan alat tulis berupa pensil, penghapus, dan kertas HVS.
2.        Gambar tiap hama yang dibawa pada saat praktikum.
3.        Beri keterangan pada gambar hama







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
No.
Nama Umum dan Nama Latin
Gambar
Hama Tanaman
Bagian yang diserang Hama
1.
Belalang kayu
Jagung dan Padi
Daun, tulang daun, dan batang, tongkol.
2.
Ulat Kepala Besar
Jambu air 
Daun, tunas muda, ranting muda, daun tua
3.
Kutu Putih
Jambu Biji, Mangga, Pisang
Daun muda, kuncup daun muda, batang, buah, bunga.
Tabel. 4.1.1. Jenis-jenis Hama Tumbuhan
4.2. Pembahasan
Dari praktikum yang sudah dilakukan oleh praktikan terdapat kesaam hama yang dibawa oleh tiap kelompok. Kelompok satu dan kelompok dua membawa jenis hama yang sama yaitu belalang kayu. Belalang kayu menyerang pagi jenis tanaman kelompok Graminae yaitu padi, jagung, sorgum, tebu, alang-alang, gelagah, dan ber bagai jenis rumput. Selain itu, belalang juga menyukai daun kelapa, bambu, kacang tanah, petsai, sawi, dan kubis daun. Tanaman yang tidak disukai antara lain adalah kacang hijau, kedelai, kacang panjang, ubi kayu, tomat, ubi jalar, dan kapas.
Belalang kayu merupakan jenis serangga yang memiliki struktur tubuh yang lengkap, yaitu terdapat kepala, thorax dan abdomen. Selain itu belalang kayu juga memiliki dua pasang sayap dan  satu pasang antenna. Pada sat muda berwana hijau dan pada saat dewasa berwarna coklat.
Belalang kayu termasuk jenis hewan herbivore. Belalang kayu ini memberikan kerugian kepada para petani karena dia menggangu pertumbuhan tanaman para petani. Belalang kayu ini menyerang tanaman bagian daun sampai tulang daun jika serangannya belum kritis. Jika serangan yang ditimbulkan kritis, belalang kayu ini bisa memakan batang sampai tongkol dari tanaman yang diserangnya. Belalang kayu ini memiliki tipe mulut mengigit mengunyah.
Tipe alat mulut menggigit mengunyah Terdiri dari sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek dan menghancur serta organ tipis sebagai penyobek. Makanan disobek kemudian dikunyah lalu ditelan. Cirri yang ditimbulkan dari belalang kayu dengan tipe mulut ini adalah sebagian tanaman hilang bahkan habis karena digigit dan dikunyah oleh belalang kayu ini. Serangan belalang kayu ini bisa dikendalikan dengan cara biologis, kiawi, mekanik atau fisik, secara kultur teknis atau dengan menggunakan pestisida nabati.
Hama yang dibawa oleh kelompok tiga, kelompok emapt dan kelompok enam pun membawa hama yang sama. Dari ketiga kelompok itu membawa hama kutu putih. Kutu putih banyak menggangu tanaman mangga, jambu biji, oisang, alpukat dan lain-lain. Kutu putih atau banyak orang mengenal dengan nama kutu dompolan merupakan hama yang menyerang bagian daun muda tanaman, kuncup daun. Selain menyerang pada bagian muda pada tumbuhan, kutu putih ini juga bisa menyerang bagian batang, buah, dan daun tua.
Pengendalian yang bisa dilakukan dalam menghadapai kutu putih ini adalah dengan menggunakan insektisida botanik natucide 100 ec karena selain ramah lingkungan juga aman tanpa meninggalkan residu pada buah dan daun bila di konsumsi. Sebenarnya pada kutu putih ini sulit untuk dihentikan populasinya karena dalam tubuh kutu putih ini dalam tubuhnya di selimuti lapisan tepung lilin yang tebal untuk memproteksi dirinya dari  serangga pemangsa dan pestisida. Karena tepung lilinya yg tebal menyebabkan hama ini sangat sulit di kendalikan tidak semua pestisida mampu mengikis dan menembus tepung lilin ini.
Gejala serangan dari kutu putih ini adalah merusak tanamanya dengan menghisap cairan yang ada pada tanaman. Tipe mulut yang dimiliki oleh kutu putih itu sendiri adalah meraut dan menghisap. Serangan berat serangga ini dapat menyebabkan tanaman mati seperti terbakar, selain pada daun muda pada serangan berat serangga ini juga menyerang daun tua, batang, buah. Dampak dari serangan hama ini juga akan menimbulkan penyakit lain dari golongan cendawan karena kutu putih mengeluarkan cairan sekresi seperti madu sehinngga mengundang cendawan jelaga.
Hama yang dibawa oleh kelompok lima adalah ulat kepala besar yang ada pada tanaman jambu air. Ulat kepala besar ini meruapak hama yang menyerang bagian daun dan tunas muda. Bahkan daun tua, daun muda, tunas daun yang bakal muncul, tunas bunga, dan ranting-ranting muda dapat tersikat habis dimakannya.
Kita dapat melihat tanaman yang diserang ulat kepala besar ini pada pinggiran daun yang terserang sampai bagian tengah berlubang dan rusak. Tipe mulut ulat kepala besar ini merupakan tipe menggigit mengunyah sama seperti yang dimiliki oleh belalang kayu. Ulat-ulat ini umumnya menyerang pada saat kemarau, dan juga ketika tanaman sedang menumbuhkan tunasnya.
Cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi serangan hama ulat kepala besar ini dengan Serangan dari ulat dilakukan dengan pemangkasan bagian tanaman yang terserang, mengurangi daun tanaman yang rimbun, dan penyemprotan insektisida yang sesuai.





BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
Hama merupakan semua jenis binatang yang dapat merusak dan menggangu pertumbuhan tanaman yang sedang dalam pertumbuhan. Hama dapat menyebarkan kerusakan bahkan sampai memberikan penyakit pada tanaman. Sedangkan penyakit adalah kondisi dimana tanaman tidak dapat berkembang secara normal karena dalam selnya mengalami kerusakan sehingga tidak dapat tumbuh secara baik.
Dalam pengendalian hama dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida, menggunakan musuh alami dari hama itu sendiri dan dengan menggunakan metode PHT. Terdapat beberapa jenis pestisida buatan, misalnya insektisida (untuk menanggulangi serangan serangga), molisida (menanggulangi serangan Mollusca), dan rodentisida (untuk menanggulangi serangan rodensia atau binatang pengerat). Dengan menggunakan metode PHT kita harus dapat mengendalikan hama dan tidak hanya menggunakan satu cara tetapi dapat menggabungkan atau mengkobinasikan berbagai cara yang tidak dapat merupsak ekosistem atau stuktur pada tanah tersebut.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya semoga tidak terjadi kendala pada saat praktikum. Semoga parktikum selnajutnya bisa dilaksankan dengan lebih efektif, dan efisiesn.




DAFTAR PUSTAKA

Anonym. http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1207 (diakses pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014 pukul 14:30).
Matnay, Hudi. 1989. Perlindungan Tanaman. Yogyakarta : KANISIUS.
Pracaya, Ir. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Depok : Penebar Swadaya.
Surahman, Enceng. 2007. Hama Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan. Yogyakarta : KANISIUS.
Suryanto, Widada. A. 2010. Hama dan Penyakit Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Masalah dan Solusinya. Yogyakarta : KANISIUS.
Tjahjadi, Nur. Ir. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta : KANISIUS.










LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar