I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Struktur
berkaitan dengan morfologi dan anatomi. Nama morfologi dipakai diberbagia macam
cabang ilmu. Secara harfiah, morfologi berarti pengethaun tentang bentuk (morpos). Jadi, morfologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang bentuk organisme pada hewan maupun tumbuhan, serta
mencakup bagian-bagiannya.
Morfologi tumbuhan berguna untuk
mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan begitu keragaman tumbuhan yang
sangat besar dapat dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat
untuk setiap kelompok yang terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta
pemberian nama tumbuhan adalah taksonomi tumbuhan.
Tumbuhan
yang ada dimuka bumi ini banyak sekali jenisnya. Setiap jenis tumbuhan itu
memiliki struktur yang berbeda-beda. Begitu juga dengan organ tumbuhan, seperti
akar, batang, daun dan bunga yang memiliki struktur yang berbeda-beda.
Buah
merupakan hasil penyerbukan pada bunga yang telah terjadi dan kemudian diikuti
pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Pada pembentukan
buah ada kalanya bagianbunga selain buah ikut tumbuh dan merupakan sutau bagian
bunga.
1.2. Tujuan
Tujuan
dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui morfologi buah
dan bagian-bagian dari buah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Morfologi Buah
Buah
adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah
berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing
mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali
oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke
kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari
berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma.
Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana
terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur
yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid.
Pembuahan
pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan
protoplasma sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang
bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik
plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami,
yakni persatuan inti sel keduanya (Hidayat, 1995).
Buah
merupakan hasil penyerbukan pada bunga yang telah terjadi dan kemudian diikuti
pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Pada pembentukan
buah ada kalanya bagian bunga selain buah ikut tumbuh dan merupakan sutau
bagian bunga. Buah biasanya melindungi bagian biji. 
Buah
yang semata-mata terbentuk dari bakal buah atau paling banyak padanya terdapat
sisa-sisa bagian bunga yang lazim telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang
tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Buah ini disebut juuga sebagai buah sejati atau buah sunggguh.
Kecuali
bakal buahnya sendiri seeringkali terjadi, bahwa ada bagian bunga ikut
mengambil bagian dalam pembentukan buah, bahkan sering klai merupakan bagian
buah yang paling menarik perhatian. Dalam pembicaraan sehari-hari buahnya yang
benar sering kali tidak dikenal lagi.
Apa
yang dinamakan buahnya justru bagian bunga yang telah berubah sedemikian rupa,
sehingga menjadi bagan buah yang terpenting. Buah yang demikian dinamakan buah palsu atau buah semu (fructur spurius). Pada buah semu yang
sesungguhnya sering kali tidak terlihat (tertutup), karena itu sering kali buah
semu dinamakan pula buah tertutup (fructus clauses).
Berdasarkan
penjelasan diatas, buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua
golongan, yaitu:
a.        
Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika
buah terbentuk malahan menjadi bagian buah utama buah ini (lebih besar, lebih
menarik perhatian sering kali merupakan buah yang bermanfaat dapat dimakan),
sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
b.       
Buah sungguh atau buah telanjang, yang
selalu terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih
tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.
Klasifikasi
buah secara morfologi biasanya didasarkan pada nama jenis bunga dan jenis
ginesium yang mengembangkan dengan memperhatikan hubungan antara karpel dan
bagian bunga lainnya. Dengan demikian dibedakan dapat dibedakan menjadi tiga
jenis buah, diantaranya:
·        
buah tunggal, yakni hasil ginesium yang
terdiri dari satu atau beberpa karpel (seperti pada buah polongan, tomat);
·        
buah berganda (buah agregat), yakni buah
yang dibentuk oleh ginesium apokarp dan setiap kerpel tetap dapat dikenal pada
buah dewasa (seperti Arbei, Fragraria);
·        
buah majemuk, yakni buah yang berasal dari perbungaan, jadi berupa kempulan
ginesium dari sejumlah kunyum bunga (nanas).
Dinding
buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal
sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih
jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar
disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium),
yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium), serta
lapisan tengah (bisa beberapa lapi) yang disebut dinding tengah atau mesokrap
(mesocaprium), (Kimball, 1999).
Adapun
bagian-bagian buah adalah (Tjitrosoepomo, 1985) :
1.      Daun-daun
pelindung, contohnya  pada jagung betina.
2.      Daun-daun
kelopak, contohnya pada terong dan jambu.
3.      Tangkai
kepala putik, contohnya pada rambut jagung.
4.      Kepala
putik, contohnya pada manggis.
2.2. Morfologi Buah Jeruk
| 
Buah jeruk yang
  memiliki nama latin Citrus maxima
  memiliki tipe buah (hesperidium), semacam buah buni, membulat atau seperti
  tabung, memiliki lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak, lapisan
  tengah yang serupa jaringan bunga karang dan  |  | 
umunya
keputih-putihan, serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan
gelembung-gelembung berisi cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara
gelembung-gelembung dan memiliki buah dengan ukuran bervariasi dengan diameter
2 – 30 cm tergantung jenisnya.
Klasifikasi
Buah Jeruk
·        
Kingdom         :
Plantae
·        
Divisi               :
Spermatophyta
·        
Class                :
Dicotyledoneae
·        
Ordo                :
Rutales
·        
Family             :
Rutaceae
·        
Genus              :
Citrus 
·        
Spesies            :
Citrus
maxima
Buah
jeruk juga memilik manfaat dalam nilai medis pada daun jeruk bali dapat berguna
untuk mengobati demam. Buahnya dapat digunakan untuk mencegah kanker,
menurunkan resiko penyakit jantung, melancarkan saluran pencernaan, menurunkan
kolestrol dan mencegah anemia. Jeruk ini mengandung vitamin B, vitamin C, provitamin
A, vitamin B1, vitamin B2 dan asam folat. Pada daerah Jawa jeruk bali digunakan
sebagai penurun demam seorang anak dengan cara merebus dari daun jeruk bali dan
diminumkan tiga kali sehari.
2.3. Morfologi Mentimun
| 
Buah mentimun
  berwarna hijau ketika muda dengan garis-garis putih kekuningan. Semakin buah
  masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah
  memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp,
  berwarna kuning pucat sampai jingga terang.  |  | 
Mentimun
memiliki bentuk buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan
dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya
sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam
ruangan tersebut.
Klasifikasi
Mentimun atau Timun
·        
Kingdom         :
Plantae
·        
Divisi               :
Spermatophyta
·        
Class                :
Dicotyledoneae
·        
Ordo                :
Violales
·        
Family             :
Cucurbitaceae
·        
Genus              :
Cucumis
·        
Spesies            :
Cucumis
sativus L
Tumbuhan
mentimun dapat tumbuh pada suhu 20-35 °C dan tidak cocok ditanam pada daerah
yang bersalju, karena tumbuhan ini menghendaki penyinaran matahari yang tinggi.
Apabila mentimun ini kekurangan penyinaran matahari maka produktivitasnya akan
menurun karena radiasi yang rendah dapat memperlambat proses fotosintesis.
Adapun jenis tanah yang sesuai dengan tumbuhan ini yaitu tanah yang berpasir,
tanah lempung pasir dan tanah ringan berpasir dengan tingkat pH 6,3 - 7,3.
Curah hujan 500 - 3500 mm/tahun. Dengan ketinggian 0 - 1200 m dpl dan dengan
kelembapan 40 - 60 %.
Kandungan
zat gizi per 100 gram berat ketimun yaitu energi 12 kalori, protein 0.7gr,
lemak 0.1gr, karbohidrat 2.7gr, kalsium 10mg, fospor 21mg, besi 0.3mg, vitamin
A, vitamin C dan vitamin B. Kandungan mineral yang ada pada ketimun adalah
potassium, magnesium, kalium, zat besi dan fospor. Karena kandungan potasium,
magnesium dan fosfor ini ketimun berguna sebagai obat alami hipertensi.
Terkadang
ketimun terasa pahit. Rasa pahit tersebut berasal dari saponin, yaitu senyawa
fitokimia yang terdapat dalam lendir mentimun. Meskipun pahit, saponin
bermanfaat sebagai anti kanker, menurunkan kolestrol, dan meningkatkan daya
tahan tubuh.
2.4. Morfologi Cabai
| 
Tanaman cabai merah
  termasuk tanaman berbentuk perdu, berdiri tegak dan bertajuk lebar. Tanaman ini
  juga mempunyai banyak cabang dan setiap cabang akan muncul bunga yang pada
  akhirnya berkembang menjadi buah. Disebut cabai merah karena buahnya besar
  berwarna merah. |  | 
Klasifikasi
tanaman cabai :
·        
Kingdom         :
Plantae
·        
Divisi               :
Magnoliophyta 
·        
Kelas               :
Magnoliopsida 
·        
Sub Kelas        : Asteridae
·        
Ordo                :
Solanales
·        
Famili              :
Solanaceae 
·        
Genus              :
Capsicum
·        
Spesies            :
Capsicum
annum L.
Batang
cabai tumbuh tegak berwarna hijau tua dan berkayu. Pada ketinggian batang
tertentu akan membentuk percabangan seperti huruf “Y”. Batangnya berbentuk
silindris, berukuran diameter kecil dengan tajuk daun lebar dan buah cabai yang
lebat.
Daun
cabai berbentuk lonjong yang berukuran panjang 8-12 cm, lebar 3-5 cm dan di
bagian pangkal dan ujung daun meruncing. Pada permukaan daun bagian atas
berwarna hijaun tua, sedang dibagian bawah berwarna hijau muda.  Panjang
tangkai daunnnya berkisar 2-4 cm yang melekat pada percabangan, sedangkan tulang
daunnnya berbentuk menyirip.
Akar
tanaman cabai tumbuh menyebar dalam tanah terutama akar cabang dan akar rambut.
Bagian ujung akarnya hanya mampu menembus tanah sampai kedalaman 25-30 cm. Oleh
karena itu penggemburan tanah harus dilakukan sampai kedalaman tersebut agar perkembangan
akar lebih sempurna.
Bunga
cabai termasuk berkelamin dua, karena pada satu bunga terdapat kepala sari dan
kepala putik. Bunga cabai tersusun dari tangkai bunga yang berukuran panjang
berkisar 1-2 cm, kelopak bunga, mahkota bunga dan alat kelamin yang meliputi
kepala sari dan kepala putik. Mahkota bunganya berwarna putih dan akan
mengalami rontok bila buah mulai terbentuk. Jumlah mahkota bunga bervariasi
antara 5-6 kelopak bunga.
Kepala
putik berwarna kuning kehijauan dan tangkai kepala putiknya berwarna putih,
panjangnya berkisar 0,5 cm. Sedangkan kepala sari yang telah masak berwarna
biru sampai ungu. Tangkai sarinya berwarna putih, panjangnya 0,5 cm. Letak
bunganya berada pada posisi menggantung, berukuran panjang antara 1-1,5 cm,
lebarnya berkisar 0,5 cm dan warna bunga tampak menarik.
Buah
cabai merah biasanya muncul dari percabangan atau ketiak daun dengan posisi
buah menggantug. Berat cabai merah sangat bervariasi, yakni berkisar 5-25 gram.
Buah cabai yang masih muda berwarna hijau, berangsur-angsur berubah menjadi
merah menyala setelah buahnya tua.
2.5. Morfologi Buah Kedondong
Kedondong
ini merupakan tanaman buah yang umumnya banyak sekali terdapat di seluruh
daerah tropic dan termasuk ke dalam Angiospermae.
Klasifikasi
buah kedondong
| 
·        
  Kingdom        
  : Plantae 
·        
  Divisi              
  : Magnoliophyta 
·        
  Kelas              
  : Magnoliopsida 
·        
  Subkelas         
  : Rosidae 
·        
  Ordo               
  : Sapindales |  | 
·        
Famili             
: Anacardiaceae
·        
Genus             
: Spondias
·        
Spesies            
: Spondias
dulcis Forst.
Pada
buah kedondong memiliki perakaran tunggang dan berwarna coklat tua. Batang pada
pohon kedondong ini mempunyai batang yang berkayu ( lignosus ) yang biasanya
keras dan kuat karena sebagian besar terdiri dari kayu yang terdapat pada pohon
dengan bentuk batangnya yang bulat ( teres ) dan tumbuh tegak, percabangan
batangnya yaitu simpodial dimana batang pokoknya sukar untuk ditemukan karena
dalam perkembangannya kalah cepat dan besar pertumbuhannya dibandingkan dengan
cabangnya, permukaan batang halus dan berwarna putih kehijauan.
Secara
morfologi daun pada pohon kedondong termasuk ke dalam tanaman berdaun majemuk,
bagian yang terlebar yang berada di tengah-tengah helaian daunnya berbentuk
jorong (ovalis), pangkal daun runcing (acutus), ujung daun meruncing
(acuminatus), warna daun hijau dengan panjang daunnya 5-8 cm dan lebar 3- 6 cm,
dilihat dari arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun daun
kedondong ini termasuk daun yang bertulang menyirip dengan jumlah anak daun
yang gasal (imparipinnatus) dan anak daun yang berpasang-pasangan, tepi daunnya
rata (integer), tata letak daun tersebar (folia sparsa), permukaan daun licin
(laevis) dan mengkilat (nitidus).
Bunga
pada buah kedondong termasuk kedalam bunga majemuk (inflorescentia), berbentuk
malai (panicula) dimana ibu tangkainya mengadakan percabangan monopodial,
panjang 24-40 cm, panjang kelopak bunganya ±5 cm, jumlah benang sari delapan
berwarna kuning, mahkota bunga berjumlah empat sampai lima, lanset, warna
bunganya putih kekuningan (Yustine, 2012).
Buah
kedondong termasuk dalam buah buni (bacca) dimana buah ini mempunyai dinding
lapisan luar yang tipis atau kaku seperti kulit dan lapisan dalam yang tebal,
lunak, dan berair serta seringkali dimakan, berbentuk lonjong, buah sejati
tungga yang berdaging, mempunyai diameter ± 5 cm dan berserat, warna buah hijau
kekuningan dengan rata-rata beratnya ± 0,7-1 kg/buah, biasanya buahnya tumbuh
dalam jumlah yang banyak. Biji kedondong memiliki serat kasar, warna biji putih
kekuningan.
Bukan
hanya di konsumsi buah kedondong juga memiliki manfaat yang bisa diolah menjadi
selai, jeli, dan sari buah. Buah yang direbus dan dikeringkan dapat disimpan
untuk beberapa bulan. Buah mentahnya banyak digunakan dalam rujak dan sayur,
serta untuk dibuat acar (sambal kedondong). Daun mudanya yang dikukus dijadikan
lalapan. Buah dan daunnya juga dijadikan pakan ternak.
Kayunya
berwarna coklat muda dan mudah mengambang, tidak dapat digunakan kayu
pertukangan, tetapi kadang-kadang dibuat perahu. Dikenal di berbagai pelosok
dunia berbagai manfaat obat dari buah, daun, dan kulit batangnya, dan dari
beberapa negara dilaporkan adanya pengobatan borok, kulit perih, dan luka
bakar. Tiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan mengandung 60-85 gram air,
0,5-0,8 gram protein, 0,3-1,8 gram lemak, 8-10,5 gram sukrosa, 0,85 – 3,60 gram
serat. Daging buahnya merupakan sumber vitamin C dan besi; buah yang belum
matang mengandung pektin sekitar 10% (BPPT,2011).
2.6. Morfologi Tomat
| 
Tanaman tomat berasal
  dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buahdi ladang, pekarangan, atau
  ditemukan liar pada ketinggian 1-1600m dpl. Tanaman ini tidak tahan
  hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. |  | 
.
Kalsifikasi
tomat
·        
Kingdom         :
Plantae
·        
Divisi               :
Magnoliophyta
·        
Kelas               :
Magnoliopsida
·        
Ordo                :
Solanales
·        
Famili              : Solanaceae
·        
Genus              :
Solanum
·        
Spesies            :
Solanum
lycopersicum L.
Akar
pada tomat adalah akar tunggang yang dapat menembus tanah, sekaligus akar
serabut (akar samping) yang bisa tumbuh menyebar ke segala arah. Sayangnya,
kemampuanya menembus lapisan tanah terbatas, yakni pada kedalaman 30-70 cm.
Tomat bisa tumbuh baik di tanah ynag gempur dan mengikat air. Batang pada
tumbuhan tomat berwarna hijau dengan bentuk persegi empat hingga bulat. Sewaktu
masih muda batangnya memilki tekstur yang lunak, tetapi setelah tua menjadi
keras. Tinggi batang tomat bisa mencapai 2-3 meter. Permukaan batangnya
ditumbuhi bulu atau rambut halus. Diantara bulu-bulu halus tersebut terdapat
rambut kelenjar yang dapat mengeluarkan bau khas.
Daun
tomat berbentuk oval dengan panjang 20-30 cm. Tepi daun bergerigi dan membentuk
celah-celah yang menyirip. Diantara daun-daun yang bersirip bedsar teerdapat
sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus). Umumnya, daun
tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang, memiliki warna hijau dan
berbulu. Bunga tanaman tomat tergolong sempurna (hermaprodite), yakni memiliki
organ jantan (benang sari) dan organ betina (kepala putik) pada bunga yang
sama. Dengan demikian, tomat bisa melakukan penyilangan sendiri, sekaligus
mampu melakukan penyerbukan silang dengan bantuan serangga, seperti lebah.
Penyerbukan
silang lebih umum terjadi di daerah tropis dibandingkan dengan daerah yang
beriklim sedang. Ukuran bunga relatif kecil dengan diameter sekitar 2 cm. Bunga
berwarna kuning dan tersusun dalam satu rangkaian (dompolan) dengan jumlah 5-10
bunga setiap dompolan, tergantung pada varietasnya. Dalam satu kuntum bunga
terdapat 5-6 helai mahkota yang berwarna kuning cerah dan berukuran sekitar 1
cm, bertangkai pendek dengan kepala sari yang panjangnya 5mm.
Kelopak
berjumlah lima buah, berwarna hijau, dan terletak di bagian bawah atau pangkal
bunga. Benang sari berjumlah enam buah, bertangkai pendek dan berkepala sari
yang panjangnya 5 mm, dan berwarna sama dengan mahkota bunga. Pada benang sari
terdapat kantong yang letaknya menjadi satu danmembentuk bumbung yang
mengelilingi tngkai kepala putik. Bunga tomat tumbuh dari cabang yang masih muda
dengan letak menggantung.
Tangkai
putik yang pendek menyebabkan kepala putik terletak berdekatan dengan tabung
sari. Akibatnya, tomat menjadi sulit untuk melakukan penyerbukan silang. Dengan
demikian, persentase menyerbuk sendiri secara alami menjadi sangat tinggi.
Bahkan di daerah beriklim sedang, nilai penyerbukan silang alami mencapai
0,5-4%.
Buah
tomat memilki bentuk bervariasi, mulai bulat lonjong, bulat halus, bulat
beralur, bulat dengan bentuk datar pada ujung atau pangkalnya, hingga bentuk
yang tidak teratur. Bentuk dan ukuran tersebut tergantung varietas. Waktu masih
muda buahnya berwarna hijau muda sampai hijau tua, berbulu, dan memiliki rasa
asam, getir, dan berbau tidak enak karna mengandung lycopersicin.
Namun
demikian, setelah tua buahnya menjadi sedikit kuning, merah cerah atau gelap,
merah kekuningan, kining atau merah kehitaman, dan rasanyapun menjadi enak,
karna semakin matang kandungan licopersicinya semakin menghilang. Bagian dalam
buah memilki ruang yang dipenuhi biji. Jumlah ruang bervariasi, mulai dari dua
ruang, seperti varietas pyriforme, hingga lebih dari dua ruang. Idealnya, buah
memilki tiga ruang. Dengan kondisi ini, buah akan lebih tahan (tidak mudah
gepeng), meski ditempatkan pada posisi yang tidak baik ketika penanganan
pascapanen.
Ukuran
buah juga bervariasi, tergantung pada varietas. Varietas cherry misalnya, hanya
memiliki diameter buah 2 cm, sementara varietas lainya bisa mencapai 15 cm.
Karana itu, berat  tokmat pun bervariasi, mulai dari 8 gram sampai 180
gram.
Biji
tomat berbentuk pipih, berbulu dan berwarna putih, putih kekuningan atau coklat
muda. Panjangnya 3-5 mm dan lebar 2-4 mm. Biji saling melekat, dan diselimuti
daging buah, dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah. Jumlah biji
setiap buahnya bervariasi, tergantung pada varietas dan lingkungan, maksimum
200 biji per buah. Umumnya, biji digunakan untuk bahan perbanyakan tanaman.
Biji mulai tumbuh setelah ditanam 5-10 hari.
Sementara
itu, berdasarkan tipe pertumbuhan atau ketinggian pohonya, tanaman tomat
dibedakan menjadi tiga jenis. Tipe indeterminate, yakni tanaman tomat yang
pertumbuhanya tidak di akhiri dengan tumbuhnya bunga dan buah. Umur panenya
relatif lama dan pertumbuhan batangnya relatif lambat. Ketinggian pohonya
mencapai 160 cm hingga 2 meter. Meski bisa tumbuh tinggi, umurnya hanya 4
bulan. 
Tipe
determinate, yakni tanaman tomat yang pertumbuhanya diakhiri dengan tumbuhnya
rangkaian bunga atau buah, sehingga batang tanaman tidak bisa tumbuh tinggi.
Ketinggian pohonya hanya 50-80 cm. Umur panenya relatif pendek dan pertumbuhan
batangnya cepat. Agar tnaman bisa tumbuh lebih tinggi, disarankan untuk tidak
memotong tunas yang tumbuh pada ketiak daun terlalu dini.
Tipe
semi inderteminate atau intermediate, yakni tanaman tomat ini merupakan
persilangan tomat jenis anderteninate dan determinate. Dengan demikian, tomat
ini bisa menghasilkan tomat varietas hibrida yang mempunyai sifat kedua tomat
tersebut.
III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum
Botani dan Sistematika Tanaman dilaksanakan pada hari Senin, 17 November 2014
pukul 11:00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Bioteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3.2. Alat dan Bahan
| 
Alat: 
1.     
  Kertas HVS 
2.     
  Pensil 
3.     
  Penghapus 
4.     
  Pulpen 
5.     
  Cutter  | 
Bahan: 
1.     
  Buah kedondong 
2.     
  Buah jeruk 
3.     
  Timun 
4.     
  Tomat 
5.     
  Cabai | 
3.3. Cara Kerja
1.      Siapkan
alat tulis dan bahan-bahan yang akan digunakan.
2.      Gambar
masing-masing buah secara melintang dan membujur.
3.      Beri
keterangan pada masing-masing gambit melintang dan membujur.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
| 
No | 
Nama
  Buah | 
Gambar
  Buah | 
Keterangan | 
| 
1 | 
Mentimun
  (Cucumis sativus L) |  | 
Pada mentimun terdapat lapisan exsocrap,
  lapisan mesocrap,lapisan endocarp, biji. | 
| 
2 | 
Jeruk
  (Citrus maxima) |  | 
Terdapat plavedo, albedo, plasenta,
  dan bulir. | 
| 
3 | 
Tomat
  (Solanum lycopersicum L.) |  | 
Pada buah tomat terdapat lapisan
  exsocrap, lapisan mesocrap, lapisan endocarp, biji, funiculus dan plasenta. | 
| 
4 | 
Kedondong
  (Spondias dulcis Forst.) |  | 
Pada buah kedondong terdapat lapisan
  exsocrap, lapisan mesocrap, lapisan endocarp, dan biji. | 
| 
5 | 
Cabai
  merah (Capsicum annum L.) |  | 
Pada buah cabai terdapat lapisan
  exsocrap, lapisan mesocrap, apeks, funiculus dan biji. | 
4.2. Pembahasan
Dari
hasil praktikum yang sudah dilakukan praktikan jadi dapat mengetahui berbagai
macam morfologi buah. Buah yang dibawa pada saat praktikum adalah buah
mentimun, tomat, kedondong, cabai dan jeruk.
Mentimun
atau timun merupakan buah yang berwarna hijau ketika muda dengan garis-garis
putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau
pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo.
Didalam
buah mentimun atau timun memiliki biji. Biji yang terdapat di buah mentimun
merupakan alat perkembangbiakan atau alat reproduksi generative yang utama,
karena biji mengandung bakal calon tumbuhan yang baru. Biji pada buah mentimun
memiliki bentuk biji yang kecil.
Selain
biji, terdapat juga plasenta pada buah mentimun. Plasenta pada buah mentimun
ini melindungi bagian biji. Pad buah mentimun juga terdapat lapisan pericrap.
Lapisan pericrap merupakan dinding buah yang berasal dari bakal buah yang
memiliki lapisan didalamnya. Sesudah pericrap, adapula lapisan exsocrap.
Lapisan exsocrap merupakan lapisan yang terdapat paling luar pada buah
mentimun. Lapisan exsocrap biasanya hanya terdiri dari jaringan epidermis. 
Lapisan
kedua yang terdapat pada buah mentimun adalah mesocrap. Lapisan mesocrap
biasnya terdiri berupa daging atau bagian berdaging pada buah mentimun. Setelah
mesocrap, pada buah mentimun juga terdapat bagian laipsan endocarp. Lapisan
endocarp merupakan apisan yang paling terdalam pada buah mentimun. Pada lapisan
endocarp ini merupakan lapisan yang biasanya menunjukan variasi dari spesies
benih atau bijinya.
Tanaman
tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buahdi ladang,
pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1-1600m dpl. Tanaman ini
tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang
gembur dan subur.
Pada
tanaman tomat, ada buah tomat. Buah tomat memilki bentuk bervariasi, mulai
bulat lonjong, bulat halus, bulat beralur, bulat dengan bentuk datar pada ujung
atau pangkalnya, hingga bentuk yang tidak teratur. Bentuk dan ukuran tersebut
tergantung varietas. Waktu masih muda buahnya berwarna hijau muda sampai hijau
tua, berbulu, dan memiliki rasa asam, getir, dan berbau tidak enak karna
mengandung lycopersicin.
Pada
buah tomat dilihat dari bagiannya terdapat lapisan pericrap. Lapisan pericrap
terdiri dari lapisan exosocrap, lapisan mesocrap, dan lapisan endocarp. Selain
itu pada buah tomat juga terdapat biji, funiculus dan plasenta. Lapisan
pericrap merupakan lapisan dinding buah yang berasal dari bakal buah. Lapisan
exsocrap pada buah tomat merupakan lapisan terluar yang terdapat pada buah
tomat.
Selain
lapisan exsocrap, pada lapisan buah tomat sama seperti pada buah mentimun
adapula lapisan mesocrap dan endocarp. Lapisan mesocrap merupakan lapisan kedua
yang terdapat pada lapisan buah tomat sesudah lapisan exsocrap. Lapisan
mesocrap terletak diatara lapisan exsocrap dan lapisan endocarp. Lapisan
mesocrap memiliki variasi dalam ketebalannya (bagian berdaging). Lapisan
endocarp merupakan laipsan terdalam dalam buah tomat. Palsenta merupakan tempat
melekatnya funiculus yang berisikan biji tomat tersebut.
Pada
lapisan endocarp ini biasanya menunjukan bagian yang menunjukan bagian variasi
dari spesies pada jenis benih. Biji yang terdapat dalam buah tomat merupakan
biji yang dapat digunakan untuk 
perkembangbiakan. Biji pada buah tomat merupakan alat reproduksi yang
utama karena mengandung calon tumbuhan baru. Biji pada tomat diselebungi oleh
selaput cair yang haus yang disebut funiculus (tali pusar). 
Tanaman
cabai merah termasuk tanaman berbentuk perdu, berdiri tegak dan bertajuk lebar.
Tanaman ini juga mempunyai banyak cabang dan setiap cabang akan muncul bunga
yang pada akhirnya berkembang menjadi buah. Disebut cabai merah karena buahnya besar
berwarna merah.
Buah
cabai merah biasanya muncul dari percabangan atau ketiak daun dengan posisi
buah menggantug. Berat cabai merah sangat bervariasi, yakni berkisar 5-25 gram.
Buah cabai yang masih muda berwarna hijau, berangsur-angsur berubah menjadi
merah menyala setelah buahnya tua.
Pada
buah cabai yang kami amati dalam potongan secara melintang dan membujur,
terdapat beberapa bagian. Beberapa bagian yang terdapat dalam buah cabai
diantaranya adalah lapisan lapisan mesocrap, lapisan exsocrap, apeks, funiculus
dan biji cabai.
Biji
merupakan alat yang digunakan untuk perkembangbiakan. Biji cabai melekat pada
bagian funiculus. Apeks merupakan bagian dari cabai yang berbentuk runcing
diujung. 
Lapisan
mesocrap merupakan laipsan yang terletak diantara lapisan exsocrap dan laipsan
endocarp. Pada laipsan mesocrap merupakan bagian laipsan yang berdaging.
Lapisan exsocrap merupakan lapisan terluar yang ada pada buah cabai. Lapisan
exsocrap ini biasanya terdiri dari jaringan epidermis yang biasanya banyak
terkandung pada tanaman.
Buah
kedondong termasuk dalam buah buni ( bacca ) dimana buah ini mempunyai dinding
lapisan luar yang tipis atau kaku seperti kulit dan lapisan dalam yang tebal,
lunak, dan berair serta seringkali dimakan, berbentuk lonjong, buah sejati
tungga yang berdaging, mempunyai diameter ± 5 cm dan berserat, warna buah hijau
kekuningan dengan rata-rata beratnya ± 0,7-1 kg/buah, biasanya buahnya tumbuh
dalam jumlah yang banyak.
Secara
morfologi buah kedondong memiliki beberapa bagian sama seperti buah yang
lainnya. Pada buah kedondong lapisan terluarnya adalah lapisan exsocrap. Sama
seperti buah yang lainnya lapisan exsocrap merupakan lapisan yang banyak
mengandung jaringan epidermis yang terdapat dibagian paling luar yang berguna
untuk melindungi bagian yang terdalam.
Setelah
lapisan exsocrap, terdapat lapisan mesocrap. Lapisan mesocrap merupakan lapisan
yang banyak disebut bagian laipsan yang berdaging. Pada lapisan mesocrap buah
kedondong ini bagian dagingnya berserat. Lapisan terdalam dari bagian buah
kedondong adalah lapisan endocarp.
Lapisan
endocarp merupakan laipsan yang biasanya menunjukan bagian yang menunjukan
bagian variasi dari spesies pada jenis benih atau biji. Biji pada buah
kedondong berwarna putih kekuningan dan serat yang kasar. Biji pada buah
kedondong bisa digunakan sebagai alat perkembangbiakan yang bisa jadi bakal
calon tanaman baru.
Pada
buah jeruk memiliki tipe buah jeruk (hesperidium), semacam buah buni, membulat
atau seperti tabung, memiliki lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak
yang disebut lapisan flavedo, lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang
dan umumnya keputih-putihan yang bersifat seperti spons disebut albedo, serta
lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan dengan
biji yang tersebar di dalamnya yang disebut bulir.
Biji
buah ini terdiri dari beberapa bagian seperti kulit biji merupakan bagian yang
berasal dari perkembangan integumentum pada bakal biji, terdiri dari dua
lapisan yaitu lapisan luar (testa) bersifat kaku yang merupakan pelindung utama
biji dan lapisan dalam (tegmen) bersifat tipis seperti selaput, tali pusar
(funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan jika
biji masak biasanya biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji)
sehingga pada biji hanya tampak bekas tali pusar atau pusar biji.
V. PENUTUP
5.1. Simpulan
Buah
merupakan hasil penyerbukan pada bunga yang telah terjadi dan kemudian diikuti
pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Pada pembentukan
buah ada kalanya bagian bunga selain buah ikut tumbuh dan merupakan sutau
bagian bunga. Buah biasanya melindungi bagian biji. 
Berdasarkan
jenisnya buah dapat dibedakan menjadi tiga jenis buah yaitu, buah tunggal,
yakni hasil ginesium yang terdiri dari satu atau beberpa karpel, berganda (buah
agregat), yakni buah yang dibentuk oleh ginesium apokarp dan setiap kerpel
tetap dapat dikenal pada buah dewasa, dan buah majemuk, yakni buah yang berasal dari perbungaan.
Menurut
literature Kimball, 1999 perikarp (pericarpium) adalah dinding buah, yang
berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga. Perikarp ini sering
berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih.
Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau
epikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding dalam
atau endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah (bisa beberapa lapi)
yang disebut dinding tengah atau mesokrap (mesocaprium).
5.2. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya agar bisa dilakukan lebih
efektif dan efisien dalam pelaksaan praktikum dan lebih kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Administrator. BPPT. 2011. Kedondong (Spondias dulcis Forst.). http://lc.bppt.go.id/ttg/Data/bididaya%20pertanian/buah/kedondong.pdf.
diposting pada 15 Desember 2012. (Diakes pada tanggal 19 November 2014 pukul
21:06 WIB).
Campbell,
dkk. 2003. Biologi. Jakarta Erlangga.
Kimball,
John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3.
Erlangga : Jakarta.
Hidayat.
1995.  Mikrobiologi Hasil Pertanian. IKIP Malang. Malang.
Mutiara, Tia. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. KANISIUS : Yogyakarta.
Nail, A. Campbell. 2003. BIOLOGI. Jakarta : Erlangga.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cet. 13. Gadjah
Mada University Press : Yogyakarta.
Yustine.
2012. Morfologi Kedondong.
Yeni, Fitri Ratna. 2014. Penuntun Praktikum TEKNOLOGI BENIH. Banten
: UNTIRTA Fakultas Pertanian.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar