Selasa, 17 November 2015

Laporan Praktikum Botani dan Sistematika Tanaman "MORFOLOGI BUAH"



I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Struktur berkaitan dengan morfologi dan anatomi. Nama morfologi dipakai diberbagia macam cabang ilmu. Secara harfiah, morfologi berarti pengethaun tentang bentuk (morpos). Jadi, morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk organisme pada hewan maupun tumbuhan, serta mencakup bagian-bagiannya.
Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan adalah taksonomi tumbuhan.
Tumbuhan yang ada dimuka bumi ini banyak sekali jenisnya. Setiap jenis tumbuhan itu memiliki struktur yang berbeda-beda. Begitu juga dengan organ tumbuhan, seperti akar, batang, daun dan bunga yang memiliki struktur yang berbeda-beda.
Buah merupakan hasil penyerbukan pada bunga yang telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Pada pembentukan buah ada kalanya bagianbunga selain buah ikut tumbuh dan merupakan sutau bagian bunga.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui morfologi buah dan bagian-bagian dari buah.



II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Buah
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid.
Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya (Hidayat, 1995).
Buah merupakan hasil penyerbukan pada bunga yang telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Pada pembentukan buah ada kalanya bagian bunga selain buah ikut tumbuh dan merupakan sutau bagian bunga. Buah biasanya melindungi bagian biji.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazim telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Buah ini disebut juuga sebagai buah sejati atau buah sunggguh.
Kecuali bakal buahnya sendiri seeringkali terjadi, bahwa ada bagian bunga ikut mengambil bagian dalam pembentukan buah, bahkan sering klai merupakan bagian buah yang paling menarik perhatian. Dalam pembicaraan sehari-hari buahnya yang benar sering kali tidak dikenal lagi.
Apa yang dinamakan buahnya justru bagian bunga yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi bagan buah yang terpenting. Buah yang demikian dinamakan buah palsu atau buah semu (fructur spurius). Pada buah semu yang sesungguhnya sering kali tidak terlihat (tertutup), karena itu sering kali buah semu dinamakan pula buah tertutup (fructus clauses).
Berdasarkan penjelasan diatas, buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
a.         Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah terbentuk malahan menjadi bagian buah utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian sering kali merupakan buah yang bermanfaat dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
b.        Buah sungguh atau buah telanjang, yang selalu terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.
Klasifikasi buah secara morfologi biasanya didasarkan pada nama jenis bunga dan jenis ginesium yang mengembangkan dengan memperhatikan hubungan antara karpel dan bagian bunga lainnya. Dengan demikian dibedakan dapat dibedakan menjadi tiga jenis buah, diantaranya:
·         buah tunggal, yakni hasil ginesium yang terdiri dari satu atau beberpa karpel (seperti pada buah polongan, tomat);
·         buah berganda (buah agregat), yakni buah yang dibentuk oleh ginesium apokarp dan setiap kerpel tetap dapat dikenal pada buah dewasa (seperti Arbei, Fragraria);
·         buah majemuk, yakni buah yang berasal dari perbungaan, jadi berupa kempulan ginesium dari sejumlah kunyum bunga (nanas).
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah (bisa beberapa lapi) yang disebut dinding tengah atau mesokrap (mesocaprium), (Kimball, 1999).
Adapun bagian-bagian buah adalah (Tjitrosoepomo, 1985) :
1.      Daun-daun pelindung, contohnya  pada jagung betina.
2.      Daun-daun kelopak, contohnya pada terong dan jambu.
3.      Tangkai kepala putik, contohnya pada rambut jagung.
4.      Kepala putik, contohnya pada manggis.
2.2. Morfologi Buah Jeruk
Buah jeruk yang memiliki nama latin Citrus maxima memiliki tipe buah (hesperidium), semacam buah buni, membulat atau seperti tabung, memiliki lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak, lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan
http://hargaacemaxs.bloginformasiteraktual.com/wp-content/uploads/sites/64/2014/01/jeruk.jpg
umunya keputih-putihan, serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung dan memiliki buah dengan ukuran bervariasi dengan diameter 2 – 30 cm tergantung jenisnya.
Klasifikasi Buah Jeruk
·         Kingdom         : Plantae
·         Divisi               : Spermatophyta
·         Class                : Dicotyledoneae
·         Ordo                : Rutales
·         Family             : Rutaceae
·         Genus              : Citrus
·         Spesies            : Citrus maxima
Buah jeruk juga memilik manfaat dalam nilai medis pada daun jeruk bali dapat berguna untuk mengobati demam. Buahnya dapat digunakan untuk mencegah kanker, menurunkan resiko penyakit jantung, melancarkan saluran pencernaan, menurunkan kolestrol dan mencegah anemia. Jeruk ini mengandung vitamin B, vitamin C, provitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan asam folat. Pada daerah Jawa jeruk bali digunakan sebagai penurun demam seorang anak dengan cara merebus dari daun jeruk bali dan diminumkan tiga kali sehari.
2.3. Morfologi Mentimun
Buah mentimun berwarna hijau ketika muda dengan garis-garis putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaFwXsr3WAu41_HemcmGFUqJo81KTAEAUHShUhuVcPHENV_eZBm4Twf_i3VFqlb5ubH8WVqw3pHBYqwD8Y1uUdmMKJjKXI_Lw7fmVBeFFsa3pvM1dUhR8b31JwF4ZLuqOKaFYVmreiiELe/s200/images%25289%2529.jpg
Mentimun memiliki bentuk buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut.
Klasifikasi Mentimun atau Timun
·         Kingdom         : Plantae
·         Divisi               : Spermatophyta
·         Class                : Dicotyledoneae
·         Ordo                : Violales
·         Family             : Cucurbitaceae
·         Genus              : Cucumis
·         Spesies            : Cucumis sativus L
Tumbuhan mentimun dapat tumbuh pada suhu 20-35 °C dan tidak cocok ditanam pada daerah yang bersalju, karena tumbuhan ini menghendaki penyinaran matahari yang tinggi. Apabila mentimun ini kekurangan penyinaran matahari maka produktivitasnya akan menurun karena radiasi yang rendah dapat memperlambat proses fotosintesis. Adapun jenis tanah yang sesuai dengan tumbuhan ini yaitu tanah yang berpasir, tanah lempung pasir dan tanah ringan berpasir dengan tingkat pH 6,3 - 7,3. Curah hujan 500 - 3500 mm/tahun. Dengan ketinggian 0 - 1200 m dpl dan dengan kelembapan 40 - 60 %.
Kandungan zat gizi per 100 gram berat ketimun yaitu energi 12 kalori, protein 0.7gr, lemak 0.1gr, karbohidrat 2.7gr, kalsium 10mg, fospor 21mg, besi 0.3mg, vitamin A, vitamin C dan vitamin B. Kandungan mineral yang ada pada ketimun adalah potassium, magnesium, kalium, zat besi dan fospor. Karena kandungan potasium, magnesium dan fosfor ini ketimun berguna sebagai obat alami hipertensi.
Terkadang ketimun terasa pahit. Rasa pahit tersebut berasal dari saponin, yaitu senyawa fitokimia yang terdapat dalam lendir mentimun. Meskipun pahit, saponin bermanfaat sebagai anti kanker, menurunkan kolestrol, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
2.4. Morfologi Cabai
Tanaman cabai merah termasuk tanaman berbentuk perdu, berdiri tegak dan bertajuk lebar. Tanaman ini juga mempunyai banyak cabang dan setiap cabang akan muncul bunga yang pada akhirnya berkembang menjadi buah. Disebut cabai merah karena buahnya besar berwarna merah.
http://muhtalifun.files.wordpress.com/2010/01/cabai2.jpg
Klasifikasi tanaman cabai :
·         Kingdom         : Plantae
·         Divisi               : Magnoliophyta
·         Kelas               : Magnoliopsida
·         Sub Kelas        : Asteridae
·         Ordo                : Solanales
·         Famili              : Solanaceae
·         Genus              : Capsicum
·         Spesies            : Capsicum annum L.
Batang cabai tumbuh tegak berwarna hijau tua dan berkayu. Pada ketinggian batang tertentu akan membentuk percabangan seperti huruf “Y”. Batangnya berbentuk silindris, berukuran diameter kecil dengan tajuk daun lebar dan buah cabai yang lebat.
Daun cabai berbentuk lonjong yang berukuran panjang 8-12 cm, lebar 3-5 cm dan di bagian pangkal dan ujung daun meruncing. Pada permukaan daun bagian atas berwarna hijaun tua, sedang dibagian bawah berwarna hijau muda.  Panjang tangkai daunnnya berkisar 2-4 cm yang melekat pada percabangan, sedangkan tulang daunnnya berbentuk menyirip.
Akar tanaman cabai tumbuh menyebar dalam tanah terutama akar cabang dan akar rambut. Bagian ujung akarnya hanya mampu menembus tanah sampai kedalaman 25-30 cm. Oleh karena itu penggemburan tanah harus dilakukan sampai kedalaman tersebut agar perkembangan akar lebih sempurna.
Bunga cabai termasuk berkelamin dua, karena pada satu bunga terdapat kepala sari dan kepala putik. Bunga cabai tersusun dari tangkai bunga yang berukuran panjang berkisar 1-2 cm, kelopak bunga, mahkota bunga dan alat kelamin yang meliputi kepala sari dan kepala putik. Mahkota bunganya berwarna putih dan akan mengalami rontok bila buah mulai terbentuk. Jumlah mahkota bunga bervariasi antara 5-6 kelopak bunga.
Kepala putik berwarna kuning kehijauan dan tangkai kepala putiknya berwarna putih, panjangnya berkisar 0,5 cm. Sedangkan kepala sari yang telah masak berwarna biru sampai ungu. Tangkai sarinya berwarna putih, panjangnya 0,5 cm. Letak bunganya berada pada posisi menggantung, berukuran panjang antara 1-1,5 cm, lebarnya berkisar 0,5 cm dan warna bunga tampak menarik.
Buah cabai merah biasanya muncul dari percabangan atau ketiak daun dengan posisi buah menggantug. Berat cabai merah sangat bervariasi, yakni berkisar 5-25 gram. Buah cabai yang masih muda berwarna hijau, berangsur-angsur berubah menjadi merah menyala setelah buahnya tua.
2.5. Morfologi Buah Kedondong
Kedondong ini merupakan tanaman buah yang umumnya banyak sekali terdapat di seluruh daerah tropic dan termasuk ke dalam Angiospermae.

Klasifikasi buah kedondong
·         Kingdom         : Plantae
·         Divisi               : Magnoliophyta
·         Kelas               : Magnoliopsida
·         Subkelas          : Rosidae
·         Ordo                : Sapindales
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e6/Spondias_dulcis3.jpg/220px-Spondias_dulcis3.jpg
·         Famili              : Anacardiaceae
·         Genus              : Spondias
·         Spesies             : Spondias dulcis Forst.
Pada buah kedondong memiliki perakaran tunggang dan berwarna coklat tua. Batang pada pohon kedondong ini mempunyai batang yang berkayu ( lignosus ) yang biasanya keras dan kuat karena sebagian besar terdiri dari kayu yang terdapat pada pohon dengan bentuk batangnya yang bulat ( teres ) dan tumbuh tegak, percabangan batangnya yaitu simpodial dimana batang pokoknya sukar untuk ditemukan karena dalam perkembangannya kalah cepat dan besar pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya, permukaan batang halus dan berwarna putih kehijauan.
Secara morfologi daun pada pohon kedondong termasuk ke dalam tanaman berdaun majemuk, bagian yang terlebar yang berada di tengah-tengah helaian daunnya berbentuk jorong (ovalis), pangkal daun runcing (acutus), ujung daun meruncing (acuminatus), warna daun hijau dengan panjang daunnya 5-8 cm dan lebar 3- 6 cm, dilihat dari arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun daun kedondong ini termasuk daun yang bertulang menyirip dengan jumlah anak daun yang gasal (imparipinnatus) dan anak daun yang berpasang-pasangan, tepi daunnya rata (integer), tata letak daun tersebar (folia sparsa), permukaan daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus).
Bunga pada buah kedondong termasuk kedalam bunga majemuk (inflorescentia), berbentuk malai (panicula) dimana ibu tangkainya mengadakan percabangan monopodial, panjang 24-40 cm, panjang kelopak bunganya ±5 cm, jumlah benang sari delapan berwarna kuning, mahkota bunga berjumlah empat sampai lima, lanset, warna bunganya putih kekuningan (Yustine, 2012).
Buah kedondong termasuk dalam buah buni (bacca) dimana buah ini mempunyai dinding lapisan luar yang tipis atau kaku seperti kulit dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair serta seringkali dimakan, berbentuk lonjong, buah sejati tungga yang berdaging, mempunyai diameter ± 5 cm dan berserat, warna buah hijau kekuningan dengan rata-rata beratnya ± 0,7-1 kg/buah, biasanya buahnya tumbuh dalam jumlah yang banyak. Biji kedondong memiliki serat kasar, warna biji putih kekuningan.
Bukan hanya di konsumsi buah kedondong juga memiliki manfaat yang bisa diolah menjadi selai, jeli, dan sari buah. Buah yang direbus dan dikeringkan dapat disimpan untuk beberapa bulan. Buah mentahnya banyak digunakan dalam rujak dan sayur, serta untuk dibuat acar (sambal kedondong). Daun mudanya yang dikukus dijadikan lalapan. Buah dan daunnya juga dijadikan pakan ternak.
Kayunya berwarna coklat muda dan mudah mengambang, tidak dapat digunakan kayu pertukangan, tetapi kadang-kadang dibuat perahu. Dikenal di berbagai pelosok dunia berbagai manfaat obat dari buah, daun, dan kulit batangnya, dan dari beberapa negara dilaporkan adanya pengobatan borok, kulit perih, dan luka bakar. Tiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan mengandung 60-85 gram air, 0,5-0,8 gram protein, 0,3-1,8 gram lemak, 8-10,5 gram sukrosa, 0,85 – 3,60 gram serat. Daging buahnya merupakan sumber vitamin C dan besi; buah yang belum matang mengandung pektin sekitar 10% (BPPT,2011).
2.6. Morfologi Tomat
Tanaman tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buahdi ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1-1600m dpl. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjfDWF02vj1SZY3TQxTXhr0Tjlp2sZneAq-Rb6BNrBY9dzYBsLqsctWqKfu_x9N_CmXDOX1olqYwH511hZhz0Duk4aGwvtIccw-5zv6QbIUuAkld6tPRW5dOZ4NSPMbk2vK7By84HcqNBZ/s1600/Tomat.png
.
Kalsifikasi tomat
·         Kingdom         : Plantae
·         Divisi               : Magnoliophyta
·         Kelas               : Magnoliopsida
·         Ordo                : Solanales
·         Famili              : Solanaceae
·         Genus              : Solanum
·         Spesies            : Solanum lycopersicum L.
Akar pada tomat adalah akar tunggang yang dapat menembus tanah, sekaligus akar serabut (akar samping) yang bisa tumbuh menyebar ke segala arah. Sayangnya, kemampuanya menembus lapisan tanah terbatas, yakni pada kedalaman 30-70 cm. Tomat bisa tumbuh baik di tanah ynag gempur dan mengikat air. Batang pada tumbuhan tomat berwarna hijau dengan bentuk persegi empat hingga bulat. Sewaktu masih muda batangnya memilki tekstur yang lunak, tetapi setelah tua menjadi keras. Tinggi batang tomat bisa mencapai 2-3 meter. Permukaan batangnya ditumbuhi bulu atau rambut halus. Diantara bulu-bulu halus tersebut terdapat rambut kelenjar yang dapat mengeluarkan bau khas.
Daun tomat berbentuk oval dengan panjang 20-30 cm. Tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip. Diantara daun-daun yang bersirip bedsar teerdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus). Umumnya, daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang, memiliki warna hijau dan berbulu. Bunga tanaman tomat tergolong sempurna (hermaprodite), yakni memiliki organ jantan (benang sari) dan organ betina (kepala putik) pada bunga yang sama. Dengan demikian, tomat bisa melakukan penyilangan sendiri, sekaligus mampu melakukan penyerbukan silang dengan bantuan serangga, seperti lebah.
Penyerbukan silang lebih umum terjadi di daerah tropis dibandingkan dengan daerah yang beriklim sedang. Ukuran bunga relatif kecil dengan diameter sekitar 2 cm. Bunga berwarna kuning dan tersusun dalam satu rangkaian (dompolan) dengan jumlah 5-10 bunga setiap dompolan, tergantung pada varietasnya. Dalam satu kuntum bunga terdapat 5-6 helai mahkota yang berwarna kuning cerah dan berukuran sekitar 1 cm, bertangkai pendek dengan kepala sari yang panjangnya 5mm.
Kelopak berjumlah lima buah, berwarna hijau, dan terletak di bagian bawah atau pangkal bunga. Benang sari berjumlah enam buah, bertangkai pendek dan berkepala sari yang panjangnya 5 mm, dan berwarna sama dengan mahkota bunga. Pada benang sari terdapat kantong yang letaknya menjadi satu danmembentuk bumbung yang mengelilingi tngkai kepala putik. Bunga tomat tumbuh dari cabang yang masih muda dengan letak menggantung.
Tangkai putik yang pendek menyebabkan kepala putik terletak berdekatan dengan tabung sari. Akibatnya, tomat menjadi sulit untuk melakukan penyerbukan silang. Dengan demikian, persentase menyerbuk sendiri secara alami menjadi sangat tinggi. Bahkan di daerah beriklim sedang, nilai penyerbukan silang alami mencapai 0,5-4%.
Buah tomat memilki bentuk bervariasi, mulai bulat lonjong, bulat halus, bulat beralur, bulat dengan bentuk datar pada ujung atau pangkalnya, hingga bentuk yang tidak teratur. Bentuk dan ukuran tersebut tergantung varietas. Waktu masih muda buahnya berwarna hijau muda sampai hijau tua, berbulu, dan memiliki rasa asam, getir, dan berbau tidak enak karna mengandung lycopersicin.
Namun demikian, setelah tua buahnya menjadi sedikit kuning, merah cerah atau gelap, merah kekuningan, kining atau merah kehitaman, dan rasanyapun menjadi enak, karna semakin matang kandungan licopersicinya semakin menghilang. Bagian dalam buah memilki ruang yang dipenuhi biji. Jumlah ruang bervariasi, mulai dari dua ruang, seperti varietas pyriforme, hingga lebih dari dua ruang. Idealnya, buah memilki tiga ruang. Dengan kondisi ini, buah akan lebih tahan (tidak mudah gepeng), meski ditempatkan pada posisi yang tidak baik ketika penanganan pascapanen.
Ukuran buah juga bervariasi, tergantung pada varietas. Varietas cherry misalnya, hanya memiliki diameter buah 2 cm, sementara varietas lainya bisa mencapai 15 cm. Karana itu, berat  tokmat pun bervariasi, mulai dari 8 gram sampai 180 gram.
Biji tomat berbentuk pipih, berbulu dan berwarna putih, putih kekuningan atau coklat muda. Panjangnya 3-5 mm dan lebar 2-4 mm. Biji saling melekat, dan diselimuti daging buah, dan tersusun berkelompok dengan dibatasi daging buah. Jumlah biji setiap buahnya bervariasi, tergantung pada varietas dan lingkungan, maksimum 200 biji per buah. Umumnya, biji digunakan untuk bahan perbanyakan tanaman. Biji mulai tumbuh setelah ditanam 5-10 hari.
Sementara itu, berdasarkan tipe pertumbuhan atau ketinggian pohonya, tanaman tomat dibedakan menjadi tiga jenis. Tipe indeterminate, yakni tanaman tomat yang pertumbuhanya tidak di akhiri dengan tumbuhnya bunga dan buah. Umur panenya relatif lama dan pertumbuhan batangnya relatif lambat. Ketinggian pohonya mencapai 160 cm hingga 2 meter. Meski bisa tumbuh tinggi, umurnya hanya 4 bulan.
Tipe determinate, yakni tanaman tomat yang pertumbuhanya diakhiri dengan tumbuhnya rangkaian bunga atau buah, sehingga batang tanaman tidak bisa tumbuh tinggi. Ketinggian pohonya hanya 50-80 cm. Umur panenya relatif pendek dan pertumbuhan batangnya cepat. Agar tnaman bisa tumbuh lebih tinggi, disarankan untuk tidak memotong tunas yang tumbuh pada ketiak daun terlalu dini.
Tipe semi inderteminate atau intermediate, yakni tanaman tomat ini merupakan persilangan tomat jenis anderteninate dan determinate. Dengan demikian, tomat ini bisa menghasilkan tomat varietas hibrida yang mempunyai sifat kedua tomat tersebut.




III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Botani dan Sistematika Tanaman dilaksanakan pada hari Senin, 17 November 2014 pukul 11:00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3.2. Alat dan Bahan
Alat:
1.      Kertas HVS
2.      Pensil
3.      Penghapus
4.      Pulpen
5.      Cutter
Bahan:
1.      Buah kedondong
2.      Buah jeruk
3.      Timun
4.      Tomat
5.      Cabai
3.3. Cara Kerja
1.      Siapkan alat tulis dan bahan-bahan yang akan digunakan.
2.      Gambar masing-masing buah secara melintang dan membujur.
3.      Beri keterangan pada masing-masing gambit melintang dan membujur.








IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
No
Nama Buah
Gambar Buah
Keterangan
1
Mentimun (Cucumis sativus L)

Pada mentimun terdapat lapisan exsocrap, lapisan mesocrap,lapisan endocarp, biji.
2
Jeruk (Citrus maxima)
Terdapat plavedo, albedo, plasenta, dan bulir.
3
Tomat (Solanum lycopersicum L.)
Pada buah tomat terdapat lapisan exsocrap, lapisan mesocrap, lapisan endocarp, biji, funiculus dan plasenta.
4
Kedondong (Spondias dulcis Forst.)
Pada buah kedondong terdapat lapisan exsocrap, lapisan mesocrap, lapisan endocarp, dan biji.
5
Cabai merah (Capsicum annum L.)
Pada buah cabai terdapat lapisan exsocrap, lapisan mesocrap, apeks, funiculus dan biji.
4.2. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan praktikan jadi dapat mengetahui berbagai macam morfologi buah. Buah yang dibawa pada saat praktikum adalah buah mentimun, tomat, kedondong, cabai dan jeruk.
Mentimun atau timun merupakan buah yang berwarna hijau ketika muda dengan garis-garis putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo.
Didalam buah mentimun atau timun memiliki biji. Biji yang terdapat di buah mentimun merupakan alat perkembangbiakan atau alat reproduksi generative yang utama, karena biji mengandung bakal calon tumbuhan yang baru. Biji pada buah mentimun memiliki bentuk biji yang kecil.
Selain biji, terdapat juga plasenta pada buah mentimun. Plasenta pada buah mentimun ini melindungi bagian biji. Pad buah mentimun juga terdapat lapisan pericrap. Lapisan pericrap merupakan dinding buah yang berasal dari bakal buah yang memiliki lapisan didalamnya. Sesudah pericrap, adapula lapisan exsocrap. Lapisan exsocrap merupakan lapisan yang terdapat paling luar pada buah mentimun. Lapisan exsocrap biasanya hanya terdiri dari jaringan epidermis.
Lapisan kedua yang terdapat pada buah mentimun adalah mesocrap. Lapisan mesocrap biasnya terdiri berupa daging atau bagian berdaging pada buah mentimun. Setelah mesocrap, pada buah mentimun juga terdapat bagian laipsan endocarp. Lapisan endocarp merupakan apisan yang paling terdalam pada buah mentimun. Pada lapisan endocarp ini merupakan lapisan yang biasanya menunjukan variasi dari spesies benih atau bijinya.
Tanaman tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman buahdi ladang, pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1-1600m dpl. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur.
Pada tanaman tomat, ada buah tomat. Buah tomat memilki bentuk bervariasi, mulai bulat lonjong, bulat halus, bulat beralur, bulat dengan bentuk datar pada ujung atau pangkalnya, hingga bentuk yang tidak teratur. Bentuk dan ukuran tersebut tergantung varietas. Waktu masih muda buahnya berwarna hijau muda sampai hijau tua, berbulu, dan memiliki rasa asam, getir, dan berbau tidak enak karna mengandung lycopersicin.
Pada buah tomat dilihat dari bagiannya terdapat lapisan pericrap. Lapisan pericrap terdiri dari lapisan exosocrap, lapisan mesocrap, dan lapisan endocarp. Selain itu pada buah tomat juga terdapat biji, funiculus dan plasenta. Lapisan pericrap merupakan lapisan dinding buah yang berasal dari bakal buah. Lapisan exsocrap pada buah tomat merupakan lapisan terluar yang terdapat pada buah tomat.
Selain lapisan exsocrap, pada lapisan buah tomat sama seperti pada buah mentimun adapula lapisan mesocrap dan endocarp. Lapisan mesocrap merupakan lapisan kedua yang terdapat pada lapisan buah tomat sesudah lapisan exsocrap. Lapisan mesocrap terletak diatara lapisan exsocrap dan lapisan endocarp. Lapisan mesocrap memiliki variasi dalam ketebalannya (bagian berdaging). Lapisan endocarp merupakan laipsan terdalam dalam buah tomat. Palsenta merupakan tempat melekatnya funiculus yang berisikan biji tomat tersebut.
Pada lapisan endocarp ini biasanya menunjukan bagian yang menunjukan bagian variasi dari spesies pada jenis benih. Biji yang terdapat dalam buah tomat merupakan biji yang dapat digunakan untuk  perkembangbiakan. Biji pada buah tomat merupakan alat reproduksi yang utama karena mengandung calon tumbuhan baru. Biji pada tomat diselebungi oleh selaput cair yang haus yang disebut funiculus (tali pusar).
Tanaman cabai merah termasuk tanaman berbentuk perdu, berdiri tegak dan bertajuk lebar. Tanaman ini juga mempunyai banyak cabang dan setiap cabang akan muncul bunga yang pada akhirnya berkembang menjadi buah. Disebut cabai merah karena buahnya besar berwarna merah.
Buah cabai merah biasanya muncul dari percabangan atau ketiak daun dengan posisi buah menggantug. Berat cabai merah sangat bervariasi, yakni berkisar 5-25 gram. Buah cabai yang masih muda berwarna hijau, berangsur-angsur berubah menjadi merah menyala setelah buahnya tua.
Pada buah cabai yang kami amati dalam potongan secara melintang dan membujur, terdapat beberapa bagian. Beberapa bagian yang terdapat dalam buah cabai diantaranya adalah lapisan lapisan mesocrap, lapisan exsocrap, apeks, funiculus dan biji cabai.
Biji merupakan alat yang digunakan untuk perkembangbiakan. Biji cabai melekat pada bagian funiculus. Apeks merupakan bagian dari cabai yang berbentuk runcing diujung.
Lapisan mesocrap merupakan laipsan yang terletak diantara lapisan exsocrap dan laipsan endocarp. Pada laipsan mesocrap merupakan bagian laipsan yang berdaging. Lapisan exsocrap merupakan lapisan terluar yang ada pada buah cabai. Lapisan exsocrap ini biasanya terdiri dari jaringan epidermis yang biasanya banyak terkandung pada tanaman.
Buah kedondong termasuk dalam buah buni ( bacca ) dimana buah ini mempunyai dinding lapisan luar yang tipis atau kaku seperti kulit dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair serta seringkali dimakan, berbentuk lonjong, buah sejati tungga yang berdaging, mempunyai diameter ± 5 cm dan berserat, warna buah hijau kekuningan dengan rata-rata beratnya ± 0,7-1 kg/buah, biasanya buahnya tumbuh dalam jumlah yang banyak.
Secara morfologi buah kedondong memiliki beberapa bagian sama seperti buah yang lainnya. Pada buah kedondong lapisan terluarnya adalah lapisan exsocrap. Sama seperti buah yang lainnya lapisan exsocrap merupakan lapisan yang banyak mengandung jaringan epidermis yang terdapat dibagian paling luar yang berguna untuk melindungi bagian yang terdalam.
Setelah lapisan exsocrap, terdapat lapisan mesocrap. Lapisan mesocrap merupakan lapisan yang banyak disebut bagian laipsan yang berdaging. Pada lapisan mesocrap buah kedondong ini bagian dagingnya berserat. Lapisan terdalam dari bagian buah kedondong adalah lapisan endocarp.
Lapisan endocarp merupakan laipsan yang biasanya menunjukan bagian yang menunjukan bagian variasi dari spesies pada jenis benih atau biji. Biji pada buah kedondong berwarna putih kekuningan dan serat yang kasar. Biji pada buah kedondong bisa digunakan sebagai alat perkembangbiakan yang bisa jadi bakal calon tanaman baru.
Pada buah jeruk memiliki tipe buah jeruk (hesperidium), semacam buah buni, membulat atau seperti tabung, memiliki lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak yang disebut lapisan flavedo, lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan yang bersifat seperti spons disebut albedo, serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan dengan biji yang tersebar di dalamnya yang disebut bulir.
Biji buah ini terdiri dari beberapa bagian seperti kulit biji merupakan bagian yang berasal dari perkembangan integumentum pada bakal biji, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar (testa) bersifat kaku yang merupakan pelindung utama biji dan lapisan dalam (tegmen) bersifat tipis seperti selaput, tali pusar (funiculus) merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan jika biji masak biasanya biji akan terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji) sehingga pada biji hanya tampak bekas tali pusar atau pusar biji.




V. PENUTUP

5.1. Simpulan
Buah merupakan hasil penyerbukan pada bunga yang telah terjadi dan kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah. Pada pembentukan buah ada kalanya bagian bunga selain buah ikut tumbuh dan merupakan sutau bagian bunga. Buah biasanya melindungi bagian biji.
Berdasarkan jenisnya buah dapat dibedakan menjadi tiga jenis buah yaitu, buah tunggal, yakni hasil ginesium yang terdiri dari satu atau beberpa karpel, berganda (buah agregat), yakni buah yang dibentuk oleh ginesium apokarp dan setiap kerpel tetap dapat dikenal pada buah dewasa, dan buah majemuk, yakni buah yang berasal dari perbungaan.
Menurut literature Kimball, 1999 perikarp (pericarpium) adalah dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga. Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah (bisa beberapa lapi) yang disebut dinding tengah atau mesokrap (mesocaprium).
5.2. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya agar bisa dilakukan lebih efektif dan efisien dalam pelaksaan praktikum dan lebih kondusif.





DAFTAR PUSTAKA

Administrator. BPPT. 2011. Kedondong (Spondias dulcis Forst.). http://lc.bppt.go.id/ttg/Data/bididaya%20pertanian/buah/kedondong.pdf. diposting pada 15 Desember 2012. (Diakes pada tanggal 19 November 2014 pukul 21:06 WIB).
Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta Erlangga.
Kimball, John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3. Erlangga : Jakarta.
Hidayat. 1995.  Mikrobiologi Hasil Pertanian. IKIP Malang. Malang.
Mutiara, Tia. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. KANISIUS : Yogyakarta.
Nail, A. Campbell. 2003. BIOLOGI. Jakarta : Erlangga.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cet. 13. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Yustine. 2012. Morfologi Kedondong.
Yeni, Fitri Ratna. 2014. Penuntun Praktikum TEKNOLOGI BENIH. Banten : UNTIRTA Fakultas Pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar