Selasa, 17 November 2015

Laporan Praktikum Botani dan Sistematika Tanaman "MORFOLOGI DAUN"



I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Struktur berkaitan dengan morfologi dan anatomi. Nama morfologi dipakai diberbagia macam cabang ilmu. Secara harfiah, morfologi berarti pengethaun tentang bentuk (morpos). Jadi, morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk organisme pada hewan maupun tumbuhan, serta mencakup bagian-bagiannya.
Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan adalah taksonomi tumbuhan.
Tumbuhan yang ada dimuka bumi ini banyak sekali jenisnya. Setiap jenis tumbuhan itu memiliki struktur yang berbeda-beda. Begitu juga dengan organ tumbuhan, seperti akar, batang dan daun yang memiliki struktur yang berbeda-beda.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar praktikan mampu mengetahui bagian-bagian daun dengan membedakan jenis-jenis tepi daun, ujung daun, pangkal daun, tulang daun, dan permukaan daun.





II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis lebih banyak berlangsung di daun. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya matahari menjadi energi kimia.
Daun sempurna tersusun dari tiga bagian: pelepah, tangkai (petiolus), dan helai (lamina) daun. Pelepah daun mendudukkan daun pada batang. Tangkai daun menghubungkan pelepah atau batang dengan helai daun. Helai daun merupakan bagian terpenting dari kebanyakan daun karena di sinilah fungsi utama daun sebagai organ fotosintetik paling dominan bekerja.
Bentuk helai daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun.Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang.Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik.Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.
Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun.Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
Pada daun terdapat bagian-bagian diantaranya ujung daun, tulang daun, helain daun, tepi daun, tulak rusuk daun, tangkai daun, pelepah daun, ketiak daun, dan penumpu atau stipula. Secara umum fungsi daun sebagai berikut :
1.      Membuat makanan melalui proses fotosintesis.
2.      Sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi.
3.      Menyerap CO2 dari udara.
4.      Respirasi.
Bagian dalam struktur daun dapat dibagi menjadi:
A.      Jaringan Epidermis
Jaringan epidermias atau disebut juga sebagai jaringan pelindung merupakan lapisan terluar daun, terdiri dari epidermis atas dan bawah, berfungsi untuk mencegah penguapan yang terlalu besar. Epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Terdapat stomata/mulut daun yang berguna sebagai tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan keluar tubuh tumbuhan.
Jaringan epidermis daun terdiri dari epidermis atas (adaxial epidermis) dan epidermis bawah (abaxial epidermis). Pada umumnya jaringan ini terdiri dari selapis sel, namun ada juga beberapa daun yang memiliki beberapa lapis sel (epidermis ganda). Biasanya jumlah jaringan epidermis lapisan atas lebih banyak dari pada lapisan epidermis bagian bawah. Pada dinding sel jaringan epidermis mengalami penebalan tidak merata. Yang umumnya menghadap keluar berdinding sel lebih tebal.
Modifikasi pada jaringan epidermis daun adalah stomata. Stomata adalah mulut daun pada daun. Stomata ini memiliki fungsi sebagai jalur masuk keluarnya O2 dan CO2, selain itu stomata juga berfungsi sebagai jalur penguapan.
Pada daun ada beberapa jenis daun berdasarkan jenis stomatanya, yaitu:
·         Daun amfiistomatik: jika stomata berada pada kedua permukaan daun yaitu diatas dan bawah permukaan daun.
·         Daun hipostomatik: jika stomata berada hanya di salah satu permukaan daun saja (biasanya dibawah).
·         Daun epistomatik: jika stomata hanya berada di permukaan atas daun (biasanya ada pada jenis daunt terapung).
B.       Jaringan Dasar (mesofil)
Jaringan mesofil adalah jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan epidermis bawah. Jaringan mesofil ini terdiri dari lapisan sel palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang). Pada daun tumbuhan suku rumput-rumputan, jaringan mesofil tidak berdeferensiasi menjadi jaringan  tiang dan jaringan bunga karang, tetapi tersusun atas sel parenkim yang struktur dan ukurannya seragam.
·         Jaringan tiang (palisade) merupakan jaringan yang sel-sel penyusunnya berbentuk silindris. Posisinya tegak pada permukaan dan mengandung banyak kloroplas. Kepatan jaringan tiang tergantung pada intensitas cahaya. Jaringan tiang yang menerima cahaya secara langsung biasanya kerapatannya lebih padat. Jaringan tiang lebih efisien dalam fotosintensis dibandingkan jaringan bunga karang karena permukaan bebas antar selnya lebih besar.
·         Jaringan bunga karang (spons) merupakan jaringan yang sel-sel penyusunya tidak teratur. Memiliki dinding yang tipis dan lepas. Kandungan kloroplasnya lebih sedikit dibandingkan jaringan tiang. Ruang antar selnya besar agar memudahkan terjadinya pertukaran gas karena ruang anatr sel berhubungan dengan stomata.
C.       Jaringan Pengankut
Jaringan pengankut merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun. Fungsi tulang daun sangat penting karena mengankut air serta zat dari tanah dan menyebarkan hasil fotosintesis ke bagian tubuh yang lain sehingga struktur jaringan pengankut ini harus mencapai semua sel mesofil yang terlibat dalam fotosintesis.
Fotosintat dari sel mesofil masuk kedalam floem tulang daun yang berukuran kecil. Xylem selalu berada disebelah atas floem karena tulang daun merupakan kelanjutan dari tangkai daun yang berasal dari batang.
D.      Jaringan penguat
Jaringan penguat pada bagian daun dapat berupa kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim biasanya terdapat dekat tulang daun yang besar tepat berada dibawah epidermis, dan pada tepi daun tumbuhan dikotil.
E.       Jaringan sekretoris
Jaringan ini berupa kelenjar yang dapat ditemui pada daun-daun lebar dengan struktur berupa massa sel-sel parenkim padat dan terdapat diujung-ujung berkas pembuluh.
Berdasarkan jumlah air yang dibutuhkan, daun terbagi menjadi tiga:
a.         Daun hidrofit
Daun ini memiliki daun-daun yang tipis, jaringan mesofil berkurang, hanya beberapa lapis sel dan bahkan tidak ada, stomatanya sedikit atau tidak ada, dan jaringan palisade dan sponsa tidak dapat dibedakan.
b.        Daun xerofit
Pada daun ini air dalam organ-organ tumbuhan dalam keadaan dibawah minimum, epidermisnya berdingding tebal oleh vakuola, mesofilnya terdiri dari beberapa laipsan palisade, sering pula lapisan epidermisnya mengayu, berkas pembuluh lebih berkembang, stomata pada daun ini dilindungi dengan cirri  daunnya menggulung.
c.         Daun halofit
Pada tipe daun ini sel-selnya mempunyai nilai osmosis yang tinggi, daunnya merupakan daging daun (tebal), daging daun merupakan tempat cadangan air, sel-sel daun berukuran besar dengan dinding yang tipis, dan daun yang tebal dapat mengatasi kadar NaCl yang tinggi.
Pengelempokan daun berdasarkan strukturnya terhadap cahaya matahari atau oenyinaran, yaitu:
1.        Daun cahaya (sun leaves)
Pada daun ini relative tebal, banyak memiliki trikomata (rambut), luas helai daunnya relative sempit, jaringan palisadenya lebih berkembang dan jenis bunga karang (spons) lebih banyak.
2.        Daun dibawah bayangan (shades leaves)
Daun diabawah bayangan ini daunnya relative tipis, volume jaringan mesofil (palisade dan spons) berkurang, sel-sel palisadenya pendek-pendek dan jaringan sponsnya kurang berkembang, dan luas helai daun lebih besar.
Bagian luar struktur daun dapat dibagi menjadi:
A.      Helaian daun ( lamina ).
B.       Tangkai daun ( petiolus ), terdapat bagian yang menempel pada batang disebut pangkal tangkai daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, misalnya rumput.
C.       Pelepah daun ( folius ), pada tumbuhan monokotil pangkal daun pipih dan lebar serta membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang dan pelepah daun talas.
Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun pisang dan daun talas. Daun yang tidak memiliki satu atau lebih bagian daun disebut daun tidak sempurna, misalnya daun mangga dan daun jambu.
Pada lembaran permukaaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu:
·         Menyirip, misalnya pada daun mangga,
·         Menjari, misalnya pada daun pepaya,
·         Melengkung, misalnya pada daun jagung,
·         Sejajar, misalnya pada daun jagung,
Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari.Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan susunan tulang daun sejajar atau melengkung.
Berdasarkan jenisnya,, daun dibedakan menjadi daun tunggal (folium simplex) dan daun mejemuk (folium compositum).
a.       Daun tunggal (folium simplex)
Disebut daun tunggal karena pada tangkainya hanya terdapat satu helai daun saja yang pada umumnya kuncup daun yang berada diketiak tangkai daun. Cirri khas dari daun tunggal ini adalah terbentuknya tidak bersamaan dengan gugurnya daun diawali dari daun yang tua, kemudian diikuti dengan daun yang muda.
b.      Daun majemuk (folium compositum)
Dari berbagai aspek, daun mejemuk berbeda dengan daun tunggal. Aspek tersebut dapat terlihat pada tata letak kuncup batang, jumlah helaian perdaun, helain daun percabang daun, dan gugurnya daun.
Beberapa contoh perbedaan helain daun tunggal dan daun majemuk:
(a)
(b)
Gambar. 2.1.1. (a) Helaian daun tunggal, (b) Helain daun majemuk.


Perbedaan antara daun tunggal dan daun majemuk:
No
Daun Tunggal
Daun Majemuk
1.
Kuncup terletak diketiak daun  (petiolus)
Kuncup terletak diketiak tangkai induk (petiolus comunis)
2.
Memiliki satu helain daun
Memiliki satu atau lebih helaian anak daun (folium)
3.
Tangkai daun tidak bersendi dan tidak bercabang
Tangkai induk bersendi atau memiliki ruas cabang (rachis)
4.
Hanya ada satu pertumbuhan helain daun
Pertumbuhan anak daun banyak dan serempak dalam percabangan
5.
Gugur satu persatu
Gugur serempak dalam satu sistem percabangan
Tabel. 2.1.1. Perbedaan daun tunggal dan daun majemuk.
Daun pada tanaman bermacam-macam bentuknya, ujung daunnya, pangkal daunnya, tulang daun, tepi daun, dan permukaan daun.
Pada tanaman bentuk daun ada yang berbentuk:
·         Bulat
·         Perisai
·         Lonjong
·         Memanjang
·         Bangun lanset
Pangkal daun pada tanaman ada yang bertoreh dan ada yang tidak bertoreh. Tipe pangkal daun yang tidak bertoreh:
·         Bangun bulat telur
·         Bangun segitiga
·         Bangun delta
·         Bangun belah ketupat

Dan pada pangkal daun yang bertoreh antara lain:
·         Bangun jantung
·         Bangun ginjal
·         Bangun anak panah
·         Bangun tombak
·         Daun bertelinga
Pada tipe ujung daun ada yang memiliki tipe ujung daun:
·         Meruncing
·         Runcing
·         Segitiga terbalik
·         Tumpul
·         Bundar
·         Terpotong
Tulang daun pada tanaman memiliki tipe:
·         Menyirip
·         Menjari
·         Melengkung
·         Sejajar
Tepi daun pada tanaman ada yang bertipe:
·         Bergerigi
·         Bergerigi rangkap
·         Berombak
·         Beringgit
·         Berlekuk
·         Bercangap
·         Berbagi


Dan permukaan pada daun ada yang memiliki permukaan:
·         Licin
·         Berbulu halus
·         Tidak berbulu
·         Berkeriput
·         Berbulu kecil
·         Dipenuhi bulu.

















III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Botani dan Sistematika Tanaman dilaksanakan pada hari Senin, 20 Oktober 2014 pukul 11:00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3.2. Alat dan Bahan
Alat:
1.        Kertas HVS
2.        Pulpen
3.        Pensil
4.        Penghapus
Bahan:
1.          Daun sirih
2.          Daun mangga
3.          Daun nangka
4.          Daun padi
5.          Daun belimbing wuluh
6.          Daun petai cina
7.          Daun papaya
8.          Daun semanggi
3.3. Cara Kerja
1.        Siapakan alat tulis
2.        Siapkan bahan macam-macam daun yang akan digunakan.
3.        Gambar macam-macam daun yang sudah disiapakan.
4.        Beri keterangan pada setiap gambar daun.





IV. HASIL DAN PEMBAHASAN











































4.2. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan, praktikan dapat mengetahui berbagai macam bentuk daun, ujung daun, pangkal daun, tulang daun, tepi daun, dan permukaan daun. Pada praktikum kali ini, praktikan membawa bermacam-macam daun, diantaranya adalah daun mangga, daun sirih, daun nangka, daun belimbing wuluh, daun padi, daun petai cina, daun pepaya dan daun semanggi.
Daun mangga merupakan daun tunggal. Daun tunggal adalah daun yang hanya memiliki stu helai daun pada tangkainya. Daun mangga memiliki bentuk daun yang lonjong. Selain lonjong banyak juga bentuk daun mangga tergantung dengan varietas mangga itu sendiri. Ujung daun dan pangkal daun mangga berbentuk runcing. Tulang daun pada daun mangga bertipe menyirip. Bentuk tepi daun mangga yaitu rata tidak bergelombang atau bergerigi. Dan permukaan yang dimiliki daun mangga adalah licin.
Daun sirih merupakan jenis daun yang banyak memiliki manfaat untuk kesehatan. Dun sirih ini memiliki bentuk daun yang berbentuk seperti jantung (hati). Karena bentuk daunnya yang seperti jantung (hati), ujung daun sirih ini meruncing. Bentuk pangkal daun sirih ini berengkuk menjorok kedalam. Tulang daun sirih ini bertipe melengkung. Tepi daun yang dimiliki oleh daun sirih ini adalah tepi daun yang rata. Dan permukaan dari daun sirih pun berkerut.
Daun nangka merupakan daun yang termasuk kedalam daun tunggal. Daun sirih memiliki bentuk daun yang bervariasi, ada yang berbentuk lonjong, ada juga yang rada membulat. Tulang daun yang dimiliki daun nangka ini berbentuk menyirip. Tepi daun nangka ini rata sama seperti daun mangga dan sirih. Jika pada bentuk daun yang lonjong ujung daunnya lancip. Bentuk pangkal daun nangka ini runcing. Permukaan daun sirih bagian atasnya licin sedangkan bagian bawahnya kasar.
Daun belimbing wuluh memiliki bentuk daun yang lonjong tapi ada juga yang berbentuk bulat telur. Ujung daunnya runcing. Tepi daunnya rata. Permukaan daun belimbing wuluh ini berbulu halus. Tulang daunnya menyirip. Pangkal daunnya membulat.
Daun padi memiliki bentuk yang memanjang. Pada ujung daunnya berduri. Pangkal daun dari daun padi ini tumpul. Tulang daun nya sejajar. Tepi daun padi sama seperti daun yang lainnya yaitu rata. Pada permukaan daun padi berbulu halus.
Daun petai cina merupakan daun yang termasuk majemuk karena terdapat lebih dari satu helai pada tangkainya. Daun petai cina ini banyak memiliki manfaat bisa menyembuhkan bermacam-macam penyakit. Ujung daun dan pangkal daun petai cina ini berbentuk tumpul. Memiliki bentuk daun yang bulat. Tulang daun petai cina berbentuk melengkung dengan tepi daun yang bertepi rata. Permukaan pada daun petai cina ini licin.
Daun papaya memiliki bentuk yang bangun bulat karena jika ujung-ujung dari tepi daunnya digabungkan akan berbentuk hampir bulat. Ujung daun nya meruncing. Pangkal daun papaya ini berbentuk seperti jantung (hati) dan tulang daunnya menjari. Pada tepi daun dari daun papaya ini bercangap menjari. Permukaan yang dimiliki oleh daun papaya ini adalah licin.
Daun semanggi memiliki bentuk daun yang bulat, dan ujung daun yang berbentuk terbelah. Tulang daun yang dimiliki daun semanggi ini melengkung. Pangkal daunnya seperti berlekuk. Tepi daun semanggi ini bertepi rata dan permukaan pada dauun semanggi ini berbulu.  








V. PENUTUP

5.1. Simpulan
Simpulan dari praktikum yang sudah dilakukan praktikan adalah praktikan dapat mengetahui bagian-bagian daun dengan membedakan jenis-jenis tepi daun, ujung daun, pangkal daun, tulang daun dan permukaan daun. Bukan hanya bagian-bagian daun kami juuga mengetahui apa itu daun tunggal dan daun majemuk.
Daun tunggal adalah yang pada tangkainya hanya terdapat satu helai daun saja yang pada umumnya kuncup daun yang berada diketiak tangkai daun. Sedangkan daun majemuk dengan daun tunggal. Aspek tersebut dapat terlihat pada tata letak kuncup batang, jumlah helaian perdaun, helain daun percabang daun, dan gugurnya daun.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya agar bisa dilakukan lebih efektif dan efisien dalam pelaksaan praktikum dan lebih kondusif.









DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Deden. 2008. BIOLOGI untuk Pertanian dan Kesehatan untuk Kelas X SMK. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Mulyani, Sri. dkk. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : KANISIUS.
Mutiara, Tia. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Nail, A. Campbell. 2003. BIOLOGI. Jakarta : Erlangga.
Saktiyono. 2004. IPA Biologi SMP dan MTs Jilid 2 untuk Kelas VIII. Jakarta : Erlangga.
Saputri, Yuldi. Cimi. 2013. http://galeridaun.blogspot.com/2013/09/galeri-daun-semua-tentang-daun.html. (diakses pada hari Sabtu tanggal 1 November 2014 pukul 15:50  WIB)





  





LAMPIRAN

Daun nangka
Daun mangga
Daun padi
Daun semanggi
Daun papaya
Daun petai cina
Daun belimbing wuluh
Daun sirih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar